Sabtu, 12 Februari 2011

KETIKA HARUS BERPISAH

            KETIKA HARUS BERPISAH

            Di dalam al qur'an ada beberapa kisah yang menceritakan orang tua harus berpisah dengan anaknya. paling tidak ada 3 kisah yaitu : yang pertama kisah nabi Ya'kub ketika nabi Yusuf harus berpisah dengan orang tuanya disebabkan makar yang dilakukan saudara saudaranya. Yang kedua kisah Uminya nabi Musa yang harus berpisah dengan anaknya ( nabi Musa ) karena untuk menghindari makar bala tentara firaun yang akan membunuh setiap anak kecil yang lahir pada masa itu. Yang ketiga kisah nabi Ibrohim yang harus berpisah dari anaknya (nabi Isma'il)
            Motif atau sebab perpisahan dari tiga kisah diatas berbeda beda tapi ada satu hal yang sama       yang ditunjukkan dalam kisah-kisah tersebut,  mari kita lihat satu persatu  cuplikan ayat-ayatnya tentang kisah tadi secara ringkas, agar kita bisa mengambil pelajaran bagaimana sikap terbaik orang tua ketika dia harus berpisah jauh dengan anaknya.

kisah nabi yusuf

وَجَاءُوا عَلَىٰ قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا
 تَصِفُونَ ]
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan".
Yusuf : 18
yusufyu



Kisah nabi musa


أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ ۚ أَلْقَيْتُ عَلَيْكَ   مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ  عَلَىٰ عَيْنِي
Yaitu: "Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,


Kisah nabi Ibrohim

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Ibrohim : 37

-                               Dari kisah diatas kita bisa tarik benang merah, bahwa semuanya itu menunjukan bahwa Alloh maha kuasa dan semua dibawah kehendak Alloh. Alloh yang Maha memberikan pertolongan, Alloh yang Maha Memelihara, Alloh yang memberikan hidayah, yang membolak kalikkan hati, yang Maha memberi rizqi  

Karena itulah, kita bisa mengambil pelajaran yang berharga sekali dari kisah-kisah tersebut, yang berkaitan dengan keadaan kita sekarang

1.      Niat yang baik
Ketika Nabi Ibrohim meninggalkan keluarganya dia berkata “ ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat “ niat orang tua untuk memondokkan anak harus niat yang baik, tidak berniat agar melepaskan tanggung jawab pendidikan anaknya, agar tidak pusing mengurusi anaknya, atau hal – hal lain yang memotivasi orang tua untuk memasukkan anak ke pondok haruslah motivasi yang baik.  
2.      Sabar
Lihatlah Nabi Ya'kub yang mengatakan “ maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku) “ dia bersabar harus berpisah dari anaknya dan bersabar dari makar mereka.
3.      Memohon pertolongan kepada Alloh
 “ Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan". Walaupun kita jauh tapi kita tahu bahwa Alloh dekat dan melihat anak kita, kita tidak bisa menolong dan membantu anak kita yang jauh belajar di pondok, tapi kita tahu Alloh Maha Penolong hambanya, maka intalah kepada Alloh untuk menolong anak – anak kita yang sedang belajar ilmu agama, Alloh tidak akan menyianyiakan orang yang menolong agamanya.
4.      Bertawakal kepada Alloh
Bertawakkallah kepada Alloh, serahkan urusan anak kita kepada Alloh, lihatlah kepada kisah nabi Musa, Setelah Ibunya menghanyutkannya kesungai dia tidak bisa berbuat apa – apa tapi dia bertawakal kepada Alloh dan menyerahkan semua urusan anaknya itu kepada Alloh ternyata Alloh membawanya kepada Fir'aun untuk diasuh dan kemudian di kembalikan lagi kepada ibunya, 
"Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku,
5.      Senantiasa mendo'akan mereka
Contohlah Nabiyulloh Ibrohim ketika dia meninggalkan anak dan istrinya, dia ber do'a :
“ ...jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Disaat kita harus meniggalkan anak kita belajar dipondok saat itulah dimana kita harus mengamalkan tauhid yang telah kita pelajari.
Insya Alloh, dengan anak kita jauh dipondok membawa kebaikan bagi kita semua
Kita jadi selalu mendo'akan mereka
Anak anak jadi mendo'akan kita
Harta kita dibelanjakan dijalan yang baik
asatidzah disini juga bisa mendapatkan amal sholeh
Terlebih dari itu, ini semua adalah amal kebaikan bersama dan menjadi tanggung jawab kita untuk mau melaksanakannya dengan sebaik – baiknya.

Ahmad rasidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar